A. PENDAHULUAN
1. Latar BelakangSebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama dan abortus komplikasi abortus. Disamping itu, kematian ibu juga dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran perempuan, faktor sosial budaya serta faktor transportasi, yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya dua keadaan yang tidak menguntungkan, yaitu: Pertama, (3T) Terlambat (terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan); kedua, (4T) Terlalu (terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan, dan terlalu tua untuk melahirkan).
Mengingat penyebab dan latar belakang kematian ibu yang sangat kompleks dan menyangkut bidang-bidang yang ditangani oleh banyak sektor, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka upaya percepatan penurunan AKI memerlukan penanganan yang menyeluruh terhadap masalah yang ada dengan melibatkan sektor terkait.
Telah dilakukan upaya percepatan penurunan AKI, untuk menanggulangi permasalahan tersebut Pada tahun 2000 Departemen Kesehatan telah mencanangkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan strategi terfokus dalam penyediaan dan pemantapan pelayanan kesehatan, dengan 3 (tiga) pesan kunci MPS, yaitu: Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Upaya percepatan penurunan AKI tersebut dilaksanakan melalui empat strategi, yaitu : Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi, kerja sama lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat termasuk swasta, pemberdayaan perempuan, keluarga dan pemberdayaan masyarakat, dan Meningkatkan survailance, monitoring-evaluasi KIA dan pembiayaan.
Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dengan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir.
Melalui P4K dengan stiker, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan norma sosial bahwa cara yang aman untuk menyelamatkan ibu hamil-bersalin-nifas dan bayi lahir ke bidan dengan memeriksakan kehamilan,bersalin,perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir ke bidan atau tenaga kesehatan terampil di bidang kebidanan, sehingga kelak dapat mencapai dan mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”.
Masih banyaknya ibu hamil yang menginginkan pertolongan persalinannya di tangani oleh dukun dengan berbagai alasan yang di lontarkan yaitu, pelayanan dukun lebih mengerti dengan kondisi ibu saat dalam merasa kesakitan pada saat proses persalinan, dukun juga melakukan perawatan (asuhan) pada ibu setelah melahirkan lebih lama di rumah pada pasien tersebut serta perhatian yang diberikan lebih, di banding dengan bidan dan lebih penting bagi mereka yaitu dana yang ditawarkan oleh dukun lebih dapat di jangkau oleh pasien.
Faktor ekonomi juga dapat mempengaruhi ibu memutuskan untuk yang menolong persalinannya adalah dukun, karena faktor ekonominya yang kurang sehingga ibu dan keluarga memutuskan untuk ditangani oleh dukun. Belum lagi kalau ibu beserta keluarga kurang memahami seperti apa persiapan persalinan yang aman, penanganan selama persalinan yang baik, serta penangan atau perawatan yang seharusnya diberikan setelah melahirkan.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan bahwa target pertolongan persalinan yang harus di tolong oleh nakes pada tahun 2010 yaitu 90%, sedangkan menurut data yang diperoleh oleh Puskesmas pada pencatatan pertolongan persalinan yang ditolong oleh nakes hanya 61%, berarti ada sekitar 39% pertolongan persalinan yang ditangani oleh non nakes.
Angka Kematian ibu (AKI) di Provinsi pada tahun 2009 sebesar 50 orang atau 223,2 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 159 orang atau 14,70 per 1000 kelahiran bayi. Di Kota pada tahun 2009, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 5 orang atau 119,53 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 11 orang atau 6,93 per 1000 kelahiran bayi (Profil kesehatan Provinsi , 2009)
Pada tahun 2010 jumlah AKI menjadi 12.5/1000 KH. Keadaan ini sudah di bawah target nasional. Angka tersebut merupakan rekapan tingkat provinsi, namun jika dijabarkan tingkat per kabupaten masih ada kabupaten yang merupakan penyumbang kematian ibu dan bayi/balita yang tinggi.
Berdasarkan kenyataan dari hasil wawancara di wilayah Puskesmas , di kalangan ibu-ibu yang tinggal didesa kebanyakan hanya mengetahui persalinan itu merupakan pengeluaran janin yang ada dalam kandungan tanpa melihat siapa yang menolong persalinan tersebut dan sekarang masih banyak juga ibu-ibu hamil yang masih mempercayakan pertolongan persalinannya pada dukun desa tanpa mengetahui apa komplikasi yang akan terjadi jika pertolongan persalinan di tolong oleh bukan petugas pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah bidan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Seberapa Baik Pengetahuan Ibu Tentang Persiapan Persalinan di Wilayah Puskesmas ?”,
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran pengetahuan ibu tentang persiapan persalinan di wilayah Puskesmas
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang perencanaan tempat melahirkan.
2) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pendamping persalinan.
3) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kesiapan transportasi pada saat melahirkan.
4) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang perencanaan penolong persalinan.
5) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kesiapan pendonor darah pada saat melahirkan.
6) Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kesiapan biaya pada saat melahirkan.
7) Untuk mengidentifikasi kepedulian suami dan keluarga/masyarakat dalam kesiapan Persalinan dan Penanganan Komplikasi.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam proses kegiatan belajar mengajar serta sebagai referensi dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang berminat melanjutkan atau sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
b. Manfaat Praktis
1) Ibu Hamil
Dapat menambah pengetahuan ibu tentang perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi itu seperti apa.
2) Bagi Bidan
Dapat membantu bidan untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan masyarakat setempat tentang persiapan persalinan yang mereka ketahui sehingga bidan dapat langsung menangani hal tersebut sebelum terlambat jika pengetahuan masyarakat belum mengetahui banyak tentang hal tersebut.
3) Bagi Institusi/Puskesmas
Dapat memberikan informasi bagi tenaga kesehatan di puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah tentang persiapan persalinan dan penanganan komplikasi masyarakat di wilayah tersebut.
4) Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang manfaat dari mengetahui persiapan persalinan dan penanganan komplikasinya, sehingga dapat menbangun potensi masyarakat dalam upaya persiapan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
5. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti, ada penelitian yang mirip dengan penelitian ini namun ada beberapa perbedaan dengan topik dan tempat yang akan diteliti sebagai berikut:
a. Wulandari, 2009 “Peran Bidan dalam Menerapkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas Tibawa Kabupaten ”.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada:
1) Parameter : Peran Bidan dan P4K
2) Populasi : Seluruh Tenaga Kesehatan (bidan) yang bertugas di Puskesmas Tibawa Kabupaten
3) Hasil penelitian: Penelitian dari 8 responden yang diteliti sebanyak 5 (62,5%) responden berkategori cukup dan 3 (37,5%) responden berkategori baik. Penelitian bersifat deskriptif, teknik pengeambilan sampel dengan cara total sampling
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI