BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin sekitar 20 – 40 % kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun. (WHO, 2008)
Angka kematian ibu (AKI) Indonesia masih tinggi di ASEAN. Pada tahun 2003 Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 yaitu 240 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals (MDG) angka kematian ibu di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks yaitu sosial, ekonomi, budaya, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan dan gender.( SDKI, 2007 ).
Gambaran mengenai Angka Kematian Ibu (AKI) di provinsi dalam enam tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 360 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2002, menjadi 345 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2003, 330 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2004, 320 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2005, 315 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2006, 275 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007.(Dinkes Provsu, 2008)
Kejadian kematian ibu paling banyak adalah pada waktu bersalin sebesar 50,09% , kemudian disusul pada waktu nifas sebesar 30,58 % , dan pada waktu hamil sebesar 19,33 %. Dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 45.2 %, eklamsi 12,9 % , komplikasi aborsi 11,1% , sepsis post partum 9,6 % , persalinan lama 6,5 % , anemia 1,6 %, dan penyebab kematian tidak langsung sebesar 14,1 %. ( WHO, 2008 )
Berdasarkan penelitian, diperoleh informasi bahwa angka kematian ibu di Indonesia karena perdarahan post partum mempunyai peringkat yang tinggi. Salah satu penyebab perdarahannya adalah atonia uteri 60%, plasenta rest 24 %, retensio plasenta 17 %, laserasi jalan lahir 5%, dan kelainan darah 0,8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Maryunani, 2009)
Protocol evidence based yang baru, telah diperbarui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam, bayi dibiarkan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Fenomena tersebut diperjelas oleh tema pekan ASI 2007 (World Breastfeeding Week) bahwa menyusu pada 1 jam pertama menyelamatkan lebih dari 1 juta bayi. (Ambarwati, 2008)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam istilah asing Early Initiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibunya dalam 1 jam pertama kelahirannnya. Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran hormone oksitosin yang penting. Selain itu gerakan kaki bayi pada saat merangkak di perut ibu akan membantu masasage uterus untuk merangsang kontraksi uterus. (Roesly, 2008). Efek hormone oksitosin secara bersamaan memacu sel-sel miometrium pada uterus sehingga terjadi kontraksi uterus dan refleks aliran ini disebut dengan Letdown Refleks. (Sinclair, 2009). Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya perdarahan post partum. Oksitosin juga akan merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih tenang, rileks, euphoria, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya.(Roesly,2008)
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap resiko perdarahan post partum di Klinik Tanjung Delitua Deli Serdang dan Klinik Bersalin Loly Hasil survey yang peneliti lakukan di Klinik Bersalin Tanjung, klinik Tanjung adalah klinik bidan praktik swasta yang menerapkan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang menjadi acuan pertolongan persalinan normal dan menerapkan teknik Insiasi Menyusu Dini (IMD) sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan sampel pada ibu bersalin normal dengan IMD sebagai kelompok intervensi. Sedangkan Klinik Bersalin Kurnia adalah klinik bersalin yang belum menerapkan teknik Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir, sehingga peneliti melakukan penelitian di klinik tersebut untuk pengambilan sampel sebagai kelompok kontrol.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dirumuskan permasalahan yaitu : “Adakah pengaruh pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap perdarahan post partum di Klinik bersalin Tanjung Delitua dan Klinik Bersalin Tahun “
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan perdarahan post partum di Klinik Bersalin Tanjung Delitua dan Klinik Bersalin tahun
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi jumlah perdarahan post partum setelah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Klinik Bersalin Tanjung.
b. Mengidentifikasi jumlah perdarahan pada ibu post partum yang tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Klinik Bersalin Kurnia
c. Membandingkan jumlah perdarahan pada ibu post partum yang dilakukan IMD di Klinik Bersalin Tanjung dan jumlah perdarahan pada ibu post partum yang tidak dilakukan IMD di Klinik Bersalin Kurnia.
d. Memperoleh informasi ada atau tidak ada pengaruh pelaksanaan IMD terhadap perdarahan post partum.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat atau pasien dan setiap petugas kesehatan khususnya bidan yang terlibat dalam pemberian asuhan kebidanan pada persalinan dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Manfaat tersebut dapat meliputi manfaat bagi pelayanan, manfaat bagi bidang akademik, dan manfaat dari penelitian selanjutnya.
1. Manfaat bagi pelayanan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi bidan yang melakukan pertolongan persalinan normal agar melakukan penatalaksanaan inisiasi menyusu dini untuk menurunkan perdarahan post partum yang merupakan penyebab tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia bahkan di dunia.
2. Bagi Institusi
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi, pengembangan ilmu dan referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa.
b. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang IMD untuk mengurangi perdarahan post partum bagi staf akademik dan mahasiswa kebidanan dalam rangka pengembangan proses belajar mengajar.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh IMD terhadap perdarahan post partum.
4. Bagi masyarakat atau pasien
Hasil penelitan ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat ataupun pasien tentang pelaksanaan IMD pada saat proses persalinan untuk mengurangi resiko terjadinya perdarahan postpartum.
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI