BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh disertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisiologis proses tersebut disertai dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pendapat lain mengatakan bahwa menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan–lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo;2004).
Terjadinya proses menua disertai dengan berbagai perubahan baik dari fisik dan psikososial. Perubahan fisik dapat dilihat antara lain dari perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan dan kulit. Perubahan lainnya yaitu pada bagian dalam tubuh seperti pada sistem saraf otak, limpa, hati. Perubahan pada panca indera ternyata juga terjadi yaitu pada penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, perubahan pada motorik antara lain berubahnya kekuatan, kecepatan dan belajar ketrampilan baru (Watson,2004). Perubahan secara psikososial lanjut usia antara lain keadaan pensiun dari pekerjaan, kehilangan pekerjaan, kehilangan finansial, kehilangan status, keadaan sadar akan kematian, perubahan cara hidup. Disamping itu lanjut usia juga mengalami penurunan secara ekonomi atau finansial karena pemberhentian dari jabatan sedangkan biaya hidup semakin bertambah dan bertambahnya biaya berobat. Dampak dari perubahan pada lanjut usia cenderung pada bentuk perubahan yang negatif. Penuaan merupakan faktor resiko timbulnya berbagai penyakit antara lain stroke yang merupakan penyakit karena organ tubuh termasuk pembuluh darah otak menjadi rapuh.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke (www.medicastore.com). Insiden stroke mengenai populasi usia lanjut yang berusia 75-84 tahun sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Menurut Ketua Tim Stroke RSSA Malang, Eko Arisetijono,jumlah penderita stroke di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang tercatat sebanyak 56 orang pada Januari dan 63 orang pada Februari 2007. Jumlah ini naik lagi pada Mei hingga mencapai 76 orang, sehingga stroke mendominasi penyakit syaraf (Bintariadi,2007).
Stroke yang menyerang lanjut usia menyebabkan ketergantungan lanjut usia makin meningkat. Perubahan yang sering terjadi pada penderita stroke antara lain kelumpuhan, perubahan mental dapat mempengaruhi pikiran dan dampak emosional, hilangnya sensori akibat ketidakmampuan berbicara, kesulitan berjalan, berpakaian, mengendalikan buang air besar dan kecil, mandi, makan, sulit melakukan gerakan sehari-hari, perubahan kepribadian bisa berupa halusinasi dan depresi, khususnya bila hanya berbaring di tempat tidur sehingga kebutuhan ADL (Activity Daily Living) tidak terpenuhi, keadaan seperti ini secara langsung membuat angka ketergantungan terhadap keluarga akan semakin bertambah.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lanjut usia untuk memberikan kemudahan dalam pemenuhan ADL (Activity Daily Living) lanjut usia. Keterbatasannya lanjut usia karena stroke juga dapat menyebabkan perubahan psikososial lanjut usia berubah, perlu kesiapan dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga agar dapat memberikan pemenuhan kebutuhan perawatan terhadap lanjut usia. Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis berkeinginan untuk meneliti hubungan peran keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan perawatan lanjut usia dengan stroke.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan antara pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan lanjut usia dengan stroke.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pelaksanaan tugas kesehatan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan perawatan lanjut usia dengan stroke.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga terhadap lanjut usia dengan stroke.
b. Mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan perawatan lanjut usia dengan stroke.
c. Menganalisa hubungan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan lanjut usia dengan stroke.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran pendekatan-pendekatan baru terhadap kemajuan ilmu tentang tugas kesehatan keluarga dan perawatan lanjut usia.
1.4.2 Manfaat praktis
Perawat dapat mengembangkan keperawatan keluarga dan memberikan gambaran baru kepada keluarga tentang pemenuhan kebutuhan perawatan serta pengenalan kebutuhan lanjut usia dengan stroke sehingga diperoleh satu kesatuan antara tercapainya peran keluarga dalam pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dan terpenuhinya kebutuhan perawatan yang diperlukan lanjut usia yang di rawat di dalam kehidupan keluarga.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.251
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI