BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) di Indonesia secara nasional sudah cukup tinggi yakni 91,5%, namun masih ada Propinsi yang angka cakupan ANC nya di bawah target cakupan program kesehatan ibu secara nasional yaitu 90% (SDKI, 2002-2003:234).
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 terhadap 12760 ibu hamil, diketahui sebanyak 80,5% memanfaatkan tenaga bidan dalam pemeriksaan kehamilannya, sebanyak 9,6% pada dokter ahli kandungan, 1,4% pada dokter umum, 3,9% pada dukun, dan selebihnya tidak memeriksakan kehamilannya sebanyak 4,6%, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil sudah memanfaatkan tenaga bidan dalam layanan antenatal (BPS, 2002-2003:234).
Ibu di daerah perKotaan lebih cenderung mulai melakukan pemeriksaan kehamilan dalam trimester pertama dari pada ibu di daerah pedesaan (masing-masing berjumlah 79% dan 66%). Ibu hamil yang melakukan satu kali kunjungan pemeriksaan kehamilan dalam trimester pertama adalah sebanyak 72%, cakupan ini di bawah target cakupan program kesehatan ibu secara nasional (BPS, 2002-2003:121).
Tidak jauh berbeda dari survei secara nasional, di Propinsi Jambi sebagian besar ibu hamil sudah memanfaatkan tenaga bidan dalam layanan antenatal yaitu sebesar 72,3%, tetapi persentase ibu yang memanfaatkan tenaga dukun dalam layanan antenatal masih tinggi yaitu sebesar 13,7% bila dibandingkan dengan persentase secara nasional yang hanya sebesar 3,9% (BPS, 2002-2003:234). Jumlah kunjungan K1 tahun 2004 sebanyak 82% dan tahun 2005 sebanyak 84,87%, sedangkan K4 tahun 2004 sebanyak 79,72% dan tahun 2005 sebanyak 81,04%, hal ini sudah cukup baik karena mengalami peningkatan sebanyak 2,87% dari tahun sebelumnya, namun cakupan ini masih di bawah target cakupan nasional untuk K1 95% dan K4 90% (Dinkes Propinsi Jambi, 2005:36).
Kabupaten sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jambi memiliki 12 puskesmas dengan jumlah kunjungan K4 pada tahun 2005 sebanyak 64,75% (Dinkes Propinsi Jambi,2005:tabel spm 1), sedangkan pada tahun 2006 cakupan K1 sebesar 94,32% dan cakupan K4 sebesar 85,79 % dari 4663 ibu hamil, ini menunjukkan cakupan K1 di sudah memenuhi target secara nasional (Dinkes , 2006).
Puskesmas merupakan salah satu puskesmas induk di Kabupaten yang memiliki 4 puskesmas pembantu dan 6 polindes dengan jumlah kunjungan K1 pada tahun 2006 sebanyak 278 orang ibu hamil (92%) dan K4 sebanyak 242 ibu hamil atau 80% (Dinkes , 2006). Angka ini sudah cukup baik, namun bila dilihat dari kunjungan puskesmas sendiri sebagai puskesmas induk yang berada di Kelurahan , terdapat penurunan kunjungan dari tahun 2005 sampai 2006 yaitu jumlah kunjungan K1 dari 49 ibu hamil (92%) menjadi 34 ibu hamil (60,8%) dan untuk kunjungan K4 dari 45 ibu hamil (90,03%) menjadi 25 ibu hamil (73,1%). Penurunan jumlah cakupan K1 dan K4 ini cukup besar, apalagi persentase cakupan K1 dan K4 ini sangat jauh dari target secara nasional yakni 95% dan 90% (Laporan cakupan K1 dan K4 puskesmas dan kohort ibu tahun 2006).
Dampak yang terjadi bila ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya sejak dini ke pelayanan kesehatan akan berakibat fatal baik bagi ibu maupun bagi bayi. Penambahan usia kehamilan dapat diiringi dengan penambahan kemungkinan risiko, contoh yang paling sering adalah kenaikan tekanan darah disertai oedema pada kaki, tangan, muka dan kelebihan protein dalam urine yang dikenal sebagai keracunan kehamilan atau preeklampsia yang sekitar 30% menjadi penyebab langsung kematian ibu (http://www. nakita.com,2002), karena itu pendekatan yang dianjurkan adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu berisiko dan setiap ibu hamil agar mempunyai akses ke pertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetri. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya bila tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, 2002:6).
Hasil penelitian Vatmawati (2004:38) didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil yang masih rendah (61,9%) tentang pemeriksaan kehamilan mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk memanfaatkan layanan antenatal di tempat tinggalnya.
Kurangnya pemanfaatan layanan antenatal oleh ibu hamil juga dipengaruhi oleh ketersediaan pelayanan pemeriksaan kehamilan, jarak tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan dan kesempatan ibu hamil untuk datang ke pelayanan kesehatan karena kesibukan pekerjaan diwaktu pagi hari (http://www.Dokter PTT.co.id).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan pada awal Mei 2007 terhadap 10 orang ibu hamil, sebanyak 4 orang ibu hamil (40%) melakukan pemeriksaan kehamilan di Bidan Praktek Swasta (BPS) yang ada di Kelurahan , 2 orang ibu hamil (20%) memeriksakan kehamilannya di pusat kesehatan yang ada di luar wilayah Kelurahan , 3 orang ibu hamil (30%) memeriksakan kehamilannya pada dukun terlatih dan 1 orang ibu hamil (10%) memeriksakan kehamilannya di puskesmas .
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui Karakteristik Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Layanan Antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah masih rendahnya pemanfaatan layanan antenatal di puskesmas Kelurahan Kabupaten tahun sehingga timbul pertanyaan penelitian yaitu :
1. Bagaimana pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun ?
2. Bagaimana karakteristik ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
b. Diperolehnya gambaran umur ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
c. Diperolehnya gambaran paritas ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
d. Diperolehnya gambaran jarak kelahiran dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun
e. Diperolehnya gambaran pendidikan ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
f. Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
g. Diperolehnya gambaran sikap ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan Kabupaten tahun .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai bahan masukan dalam peningkatan jangkauan layanan atenantal, perencanaan dan penentuan kebijakan dalam pemerataan layanan antenatal sesuai dengan standar dan program pelayanan kesehatan.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan informasi dan bahan acuan dalam meningkatkan pemerataan layanan antenatal oleh ibu hamil dan meningkatakan cakupan layanan atenantal.
3. Bagi Kelurahan
Sebagai informasi mengenai pemanfaatan layanan antenatal di Kelurahan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai tambahan informasi dan masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kabupaten Batanghari dengan populasi dan sampel ibu hamil yang tinggal di Kelurahan .. Desain penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk melihat karakteristik ibu hamil dalam pemanfaatan layanan antenatal. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI