BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Akan tetapi, persalinan melalui Sectio Caesaria bukanlah alternatif yang lebih aman karena di perlukan pengawasan khusus terhadap indikasi di lakukannya Sectio Caesaria maupun perawatan ibu setelah tindakan Sectio Caesaria, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu. Oleh karena itu pemeriksaan dan monitoring dilakukan beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam keadaan sehat (1). Salah satu upaya untuk mencegah kejadian ini dapat dilakukan mobilisasi dini (Early Ambulation).
Mobilisasi dini ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Dengan mobilisasi dini diharapkan ibu nifas dapat menjadi lebih sehat dan lebih kuat, selain juga dapat melancarkan pengeluaran lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat proses persalinan, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan serta meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi air susu ibu (ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme (2).
Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Biasanya, hal ini membutuhkan waktu sekitar 3 - 5 hari setelah operasi. Ibu yang baru menjalani seksio sesaria lebih aman bila diperbolehkan pulang pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat tidak terdapat komplikasi selama masa nifas. Komplikasi setelah tindakan pembedahan dapat memperpanjang lama perawatan dan memperlama masa pemulihan di rumah sakit (3).
Pada Sectio Caesaria terjadi perlukaan baik pada dinding abdomen (kulit dan otot perut) dan dinding uterus. Adanya luka post Sectio Caesaria merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan ibu post Sectio Caesaria di rumah sakit. Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan dari luka post Sectio Caesaria antara lain adalah suplay darah, infeksi dan iritasi. Dengan adanya mobilisasi dini diharapkan akan menyebabkan perbaikan supply darah sehingga berpengaruh terhadap kecepatan proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria (4).
Menurut Kasdu (3) mobilisasi dini post Seksio Cesarea dapat dilakukan secara bertahap sebagai berikut : Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi Seksio Caesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki; Setelah 6 - 10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan untuk mencegah trombosis dan trombo emboli; Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk; Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
Di RSUD selama tahun 2009, jumlah ibu yang melahirkan secara keseluruhan sebanyak 1.019 orang, 308 orang ibu (30,2%) diantaranya dengan persalinan Sectio Caesaria. Persalinan Sectio Caesaria di RSUD dilakukan dengan berbagai indikasi baik dari faktor ibu maupun faktor janin. Faktor ibu diantaranya karena penyakit preeklampsia berat (11,04%), ketuban pecah dini (9,74%) dan kelainan kontraksi rahim (8,77%). Faktor janin sebagian besar disebabkan karena kelainan letak janin sebanyak 33 kasus (10,72%), kelainan plasenta baik plasenta previa maupun solusio plasenta sebanyak 31 (10,06%) dan 4,54% karena gawat janin (fetal distress) (5).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti selama mengikuti kegiatan praktek klinik kebidanan pada periode bulan November 2009 di Ruang Nifas RSUD yaitu dengan melakukan wawancara kepada 10 ibu post Sectio Caesaria didapatkan kenyataan bahwa terdapat enam (60%) ibu yang tidak mau melakukan mobilisasi dini yang disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya ibu merasakan nyeri pada luka post Sectio Caesaria. Rasa nyeri masih dirasakan ibu 2 - 3 hari setelah operasi dan umumnya membuat ibu malas untuk melakukan mobilisasi atau menggerakkan badan dengan alasan takut jahitan lepas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Emelia (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini.
Berdasarkan fenomena tersebut dan mengingat pentingnya mobilisasi dini untuk penyembuhan luka post Sectio Caesaria dan pemulihan kesehatan ibu maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut: “Apakah ada hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun ? “
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan khusus
1). Mengidentifikasi mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSUD Tahun .
2). Mengidentifikasi penyembuhan luka operasi ibu post Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSUD Tahun
3). Menganalisis hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Ibu
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini setelah menjalani persalinan yang bermanfaat pemulihan kesehatan fisiknya seperti keadaan semula .
1.4.2 Bagi Ilmu dan Profesi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini setelah menjalani persalinan.
1.4.3 Bagi RSUD
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap pelayanan yang telah diberikan terutama dalam pemberian asuhan kebidanan kepada ibu post Sectio Caesaria selama perawatan masa nifas.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
1.4.5 Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama pendidikan dengan kenyataan yang ada di lapangan dan pengalaman yang sangat berguna dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu serta untuk menambah wawasan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun belum pernah dilakukan di Akademi Kebidanan , tetapi ada penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu yang berjudul :
1. Hubungan penilaian afterpain dengan motivasi ibu untuk mobilisasi dini pasca persalinan spontan di BPS wilayah kerja Puskesmas (6). Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel secara Accidental Sampling dengan tehnik pengumpulan data kuesioner. Analisis data menggunakan Korelasi Spearman’s. Secara statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penilaian afterpain pasca salin dengan motivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini pasca persalinan spontan (p = 0,000). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada tujuan penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data yaitu observasi, serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
2. Hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini di Ruang Nifas RSUD Tahun 2009 (7). Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel secara Total Sampling dengan tehnik pengumpulan data menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dan kuesioner. Analisis data menggunakan Korelasi Spearman’s. Secara statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini (p value = 0,000). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada tujuan penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data yaitu observasi, serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
3. Gambaran tentang mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan operasi Sectio Caesaria terhadap percepatan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Banjarbaru Tahun 2008 (8). Penelitian ini bersifat deskriftif. Pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan metode pengumpulan data observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mobilisasi ibu post partum Sectio Caesaria kurang baik. Sedangkan percepatan penyembuhan luka operasi sebagian besar < 5 hari. Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada rancangan penelitian survey analitik, tujuan penelitian, variabel penelitian (bebas dan terikat), tempat dan waktu penelitian serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Akan tetapi, persalinan melalui Sectio Caesaria bukanlah alternatif yang lebih aman karena di perlukan pengawasan khusus terhadap indikasi di lakukannya Sectio Caesaria maupun perawatan ibu setelah tindakan Sectio Caesaria, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu. Oleh karena itu pemeriksaan dan monitoring dilakukan beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam keadaan sehat (1). Salah satu upaya untuk mencegah kejadian ini dapat dilakukan mobilisasi dini (Early Ambulation).
Mobilisasi dini ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Dengan mobilisasi dini diharapkan ibu nifas dapat menjadi lebih sehat dan lebih kuat, selain juga dapat melancarkan pengeluaran lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat proses persalinan, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan serta meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi air susu ibu (ASI) dan pengeluaran sisa metabolisme (2).
Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan. Biasanya, hal ini membutuhkan waktu sekitar 3 - 5 hari setelah operasi. Ibu yang baru menjalani seksio sesaria lebih aman bila diperbolehkan pulang pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat tidak terdapat komplikasi selama masa nifas. Komplikasi setelah tindakan pembedahan dapat memperpanjang lama perawatan dan memperlama masa pemulihan di rumah sakit (3).
Pada Sectio Caesaria terjadi perlukaan baik pada dinding abdomen (kulit dan otot perut) dan dinding uterus. Adanya luka post Sectio Caesaria merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan ibu post Sectio Caesaria di rumah sakit. Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan dari luka post Sectio Caesaria antara lain adalah suplay darah, infeksi dan iritasi. Dengan adanya mobilisasi dini diharapkan akan menyebabkan perbaikan supply darah sehingga berpengaruh terhadap kecepatan proses penyembuhan luka post Sectio Caesaria (4).
Menurut Kasdu (3) mobilisasi dini post Seksio Cesarea dapat dilakukan secara bertahap sebagai berikut : Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca operasi Seksio Caesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki; Setelah 6 - 10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan untuk mencegah trombosis dan trombo emboli; Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk; Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
Di RSUD selama tahun 2009, jumlah ibu yang melahirkan secara keseluruhan sebanyak 1.019 orang, 308 orang ibu (30,2%) diantaranya dengan persalinan Sectio Caesaria. Persalinan Sectio Caesaria di RSUD dilakukan dengan berbagai indikasi baik dari faktor ibu maupun faktor janin. Faktor ibu diantaranya karena penyakit preeklampsia berat (11,04%), ketuban pecah dini (9,74%) dan kelainan kontraksi rahim (8,77%). Faktor janin sebagian besar disebabkan karena kelainan letak janin sebanyak 33 kasus (10,72%), kelainan plasenta baik plasenta previa maupun solusio plasenta sebanyak 31 (10,06%) dan 4,54% karena gawat janin (fetal distress) (5).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti selama mengikuti kegiatan praktek klinik kebidanan pada periode bulan November 2009 di Ruang Nifas RSUD yaitu dengan melakukan wawancara kepada 10 ibu post Sectio Caesaria didapatkan kenyataan bahwa terdapat enam (60%) ibu yang tidak mau melakukan mobilisasi dini yang disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya ibu merasakan nyeri pada luka post Sectio Caesaria. Rasa nyeri masih dirasakan ibu 2 - 3 hari setelah operasi dan umumnya membuat ibu malas untuk melakukan mobilisasi atau menggerakkan badan dengan alasan takut jahitan lepas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Emelia (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini.
Berdasarkan fenomena tersebut dan mengingat pentingnya mobilisasi dini untuk penyembuhan luka post Sectio Caesaria dan pemulihan kesehatan ibu maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut: “Apakah ada hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun ? “
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun 2010.
1.3.2 Tujuan khusus
1). Mengidentifikasi mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSUD Tahun .
2). Mengidentifikasi penyembuhan luka operasi ibu post Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSUD Tahun
3). Menganalisis hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Ibu
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu tentang tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini setelah menjalani persalinan yang bermanfaat pemulihan kesehatan fisiknya seperti keadaan semula .
1.4.2 Bagi Ilmu dan Profesi Kebidanan
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu kebidanan serta merupakan masukan informasi yang berharga bagi profesi bidan dalam menyusun program pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini setelah menjalani persalinan.
1.4.3 Bagi RSUD
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penilaian dan pemikiran terhadap pelayanan yang telah diberikan terutama dalam pemberian asuhan kebidanan kepada ibu post Sectio Caesaria selama perawatan masa nifas.
1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan serta dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
1.4.5 Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama pendidikan dengan kenyataan yang ada di lapangan dan pengalaman yang sangat berguna dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu serta untuk menambah wawasan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai hubungan mobilisasi dini ibu post Sectio Caesaria dengan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Tahun belum pernah dilakukan di Akademi Kebidanan , tetapi ada penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu yang berjudul :
1. Hubungan penilaian afterpain dengan motivasi ibu untuk mobilisasi dini pasca persalinan spontan di BPS wilayah kerja Puskesmas (6). Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel secara Accidental Sampling dengan tehnik pengumpulan data kuesioner. Analisis data menggunakan Korelasi Spearman’s. Secara statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penilaian afterpain pasca salin dengan motivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini pasca persalinan spontan (p = 0,000). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada tujuan penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data yaitu observasi, serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
2. Hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini di Ruang Nifas RSUD Tahun 2009 (7). Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel secara Total Sampling dengan tehnik pengumpulan data menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dan kuesioner. Analisis data menggunakan Korelasi Spearman’s. Secara statistik penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat nyeri post Sectio Caesaria dengan motivasi ibu untuk melakukan kontak dini (p value = 0,000). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada tujuan penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data yaitu observasi, serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
3. Gambaran tentang mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan operasi Sectio Caesaria terhadap percepatan penyembuhan luka operasi di Ruang Nifas RSUD Banjarbaru Tahun 2008 (8). Penelitian ini bersifat deskriftif. Pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan metode pengumpulan data observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mobilisasi ibu post partum Sectio Caesaria kurang baik. Sedangkan percepatan penyembuhan luka operasi sebagian besar < 5 hari. Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada rancangan penelitian survey analitik, tujuan penelitian, variabel penelitian (bebas dan terikat), tempat dan waktu penelitian serta teknik analisis data dengan Chi-Square Test.
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI