BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi. (sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan (Junita, 2009).
Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi yang terjadi divagina dibiarkan bisa masuk sampai kerahim (Junita, 2009).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika mengungkapkan lebih dari 20 juta perempuan Amerika menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara rutin. Sekitar 37% perempuan Amerika yang berusia 15-44 tahun menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur separoh dari perempuan yang menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur seminggu sekali. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun (18%) pembersih cair dengan berbagai merek (Septian, 2009).
Diketahui bahwa perempuan yang secara rutin menggunakan cairan pembersih kedalam vagina cenderung mempunyai lebih banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan vaginanya. Masalah – masalah yang dapat ditimbulkan karena menggunakan cairan pembersih kedalam vagina adalah iritasi vagina, infeksi vagina serta dapat mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.
Untuk menjaga organ intim wanita agar selalu sehat dan juga terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin maka hindarilah penggunaan sabun apapun diwilayah vagina dan hindari penggunaan cairan kimia pewangi (cairan yang khusus untuk membersihkan vagina). Karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Jika terlalu sering menggunakannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang terdapat di vagina. Efeknya justru akan menimbulkan tumbuhnya jamur, sehingga akan timbul gatal-gatal di daerah organ intim. Dan jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina (Septian, 2009).
Berdasarkan surve awal jumlah penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kecamatan Kabupaten . Jumlah remaja putri kelas 2 dan 3 banyak 204 orang. Jumlah remaja putra 186 orang. Jadi jumlah remaja total 390 orang. Dalam penelitian ini yang diambil adalah remaja putri yang menggunakan cairan pembersih genetalia sebanyak 51 responden.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan bagaimana cara merawat organ kewanitaan secara baik dan benar. Dengan adanya masalah tersebut peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.
Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan permasalahan yaitu : Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Kecamatan Kabupaten ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Kecamatan Kabupaten .
D. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Diharapkan dalam melaksanakan penelitian memiliki tingkat pengetahuan dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.
2. Secara Praktis
Meningkatan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.
3. Secara Teoritis
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.218
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI