BAB I
PENDAHULUAN
Metode kontrasepsi sempurna belum dapat diciptakan oleh manusia. Setiap metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing.terkadang seorang wanita mencoba berbagai macam alat kontrasepsi sebelum menemukan metode kontrasepsi yang cocok dan memuaskan.(Jawapost,2009)
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang sesuai dengan pilihannya.(Biran affandi, 2006)
Klien yang mendapat konseling dengan baik akan cenderung memilih alat kontrasepsi dengan benar dan tepat, pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak di inginkan.( Jawapost,2009)
Interaksi atau konseling yang berkualitas antara klien dan provider (Tenaga Medis) merupakan salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga berencana (KB). Sangat mudah di mengerti jika hal itu membuat tingkat keberhasilan KB di Indonesia menurun. (Jawapost,2009)
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),Pada tahun 2008 sampai saat ini dari 200 juta kehamilan per tahun 58 persennya (75 juta) adalah KTD, karna kegagalan pemakaian KB, Dua pertiga dari 75 juta kehamilan itu berakhir dengan aborsi disengaja, 20 juta di antaranya dilakukan secara tidak aman. Aborsi tidak aman tersebut 95 persen terjadi di negara berkembang .(Kompas,2009)
Menurut hasil survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2007-2008 jumlah besar sembilan persen dari jumlah total pasangan usia subur. Kelompok pertama ini meliputi ibu yang mengalami kegagalan kontrasepsi. Hasil SDKI 2007-2008 15,6% istri pengguna kontrasepsi pil yang tetap hamil, sedangkan pengguna IUD 8,4% dan untuk pengguna suntik 5,9%.seharusnya petugas kesehatan/bidan lebih banyak memberikan konseling/penyluhan sebelum pasien memilih alat kontrasepsi yang akan dipakai. ( Sinarharapan,2009).
Hasil studi pendahuluan di puskesmas pada bulan juni Memilih atau menentukan alat kontrasepsi yang tepat merupakan masalah tersendiri bagi ibu yang ingin KB.seperti yang terdapat pada data akseptor KB baru di puskesmas ,di mana 80% peserta akseptor baru memakai metode Suntik. data tersebut menunjukan kurangnya pengetahuan ibu dalam Menentukan kapan, berapa jarak (Interval) untuk mempunyai anak. Merundingkan dengan suami adalah salah satu langkah yang tepat dalam menetapkan metode kontrasepsi apa akan yang digunakan. Oleh karena itu keputusan untuk memilih kontrasepsi ada pada keputusan bersama.(data puskesmas ,).
Dengan demikian keputusan klien berada diluar kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan,oleh karena sebab ketidaktahuan klien tentang informasi kontrasepsi yang tepat digunakan oleh klien, dengan menggunakan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki. (IBI, 2006).
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini di batasi hanya sebatas tahu tentang pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang tepat di puskesmas Kecamatan Kabupaten ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang tepat di Puskesmas Kecamatan Kabupaten .
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis.
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
Secara Praktis.
Meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
Bagi Peneliti.
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang Asuhan kebidanan nifas khususnya pemilihan alat kontrasepsi yang tepat.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.215
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI