BAB 1
PENDAHULUAN
Retardasi mental bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu kondisi yang mempunyai penyebab berbeda-beda. Penyebab retardasi mental dapat dikatagorikan dalam 3 katagori, yaitu yang bersifat organobiologik, psikoedukatif dan sosio kultural. Penyebab organobiologik, misalnya : berat badan, usia kelahiran, posisi bayi dalam kandungan, penyakit campak waktu bayi, kekurangan fenilalanin, dan lain-lain. Penyebab psiko edukatif berkaitan dengan kurangnya stimulasi dini, lingkungan yang tidak memacu perkembangan otak, terutama pada tiga tahun pertama. Penyebab sosiobudaya berfokus pada perbedaan variabel sosioekonomibudaya; prevalensi penderita retardasi mental lebih besar pada keluarga dengan tingkat sosioekonomi rendah. (Siti Isfandari dan Ekowati Rahajeng, 2007).
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial.
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
Pada sebagian besar kasus retardasi mental, penyebabnya tidak diketahui; hanya 25% kasus yang memiliki penyebab yang spesifik. (Medicastore, 2008)
`Banyak anak-anak dengan retardasi mental lahir dengan abnormalitas fisik, seperti daya pendengaran yang lemah, atau masalah jantung. Mereka ini beresiko tiga sampai empat kali lebih tinggi untuk mengidap gangguan mental lainnya seperti ketidakmampuan belajar dan mengompol dari pada populasi umum. (Yulius dan Iva, 2008)
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. (Idmgarut, 2009)
Menurut data dari SLB PGRI Cluring sampai bulan Juni jumlah siswanya 52 anak, dan di dapat 96 % (50 anak) yang menderita retardasi mental.
Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat memepngaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan. (Idmgarut, 2009)
Wainer (1978) menggolongkan penyebab retardasi mental dalam 2 golongan, yaitu : familial retardation dan penyebab organobiologis. Dalam familial retardation tidak ditemukan ketidak normalan biologis, namun ada sejarah keluarga bahwa satu atau kedua orang tuanya mengalami retardasi mental. Belum diketahui apakah familial retardation disebabkan karena faktor genetik atau pengalaman diasuh orarg tua yang mengalami retardasi mental. Seperti yang telah dikatakan familial retardation tidak mempunyai sebab biologis yang jelas. IQ mereka berkisar antara 50 sampai 69 serta mempunyai sejarah keluarga yang mengalami retardasi mental, tapi penyebab khususnya tidak diketahui.
Berdasarkan pada data informasi diatas, maka bidan sebagai edukator perlu memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Pada Anak Retardasi Mental di SLB PGRI Cluring”.
Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti membatasi hanya sebatas tahu tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental di SLB PGRI Cluring ?”
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental di SLB PGRI Cluring.
Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Penelitian ini dipakai sebagai dasar bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental.
Bagi Institusi Penelitian
Memberikan masukan institusi kesehatan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada anak retardasi mental.
Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah gizi yang ada saat ini, khususnya menambah pengetahuan ibu yang mempunyai anak retardasi mental di SLB PGRI Cluring.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.205
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI