BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah di bidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana (KB).
Program KB salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Setiap keluarga perlu memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan. Paradigma baru Program KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Sarwono, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program KB nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi program KB nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making Pregnancy Saver. Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi program Making Pregnancy Saver (MPS) di Indonesia 2001-2011 adalah bahwa setiap kehamilan merupakan kehamilan yang diinginkan (Saifuddin, 2003).
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat kehidupan bangsa telah dilaksanakan bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan KB tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti (Manuaba, 1998).
Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata. Sementara ini kegiatan Keluarga Berencana masih kurangnya dalam pengunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontasepsi dapat dikatakan bahwa 51,21 % akseptor KB memilih Suntikan sebagai alat kontrasepsi, 40,02 % memilih Pil, 4,93 % memilih Implant 2,72% memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan lainnya 1,11 %. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP. Sehingga metode KB MKJP seperti AKDR, Implant, Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati (www. bkkbn. go. id, 2005).
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menyatakan bahwa pengetahuan tentang metode kontrasepsi di Jawa Barat telah lama diketahui oleh seluruh masyarakat hampir 99,6% wanita berstatus kawin dan 90,5% pria berstatus kawin mengetahui paling sedikit satu alat kontrasepsi modern. Suntik dan pil adalah metode yang paling banyak diketahui, diikuti AKDR dan susuk KB (Profil Kesehatan Jawa Barat, 2004).
Kepesertaan KB (Current User) di Kabupaten ........... sebanyak 378.490 akseptor sedangkan proyeksi Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 246.512 orang. Pencapaian akseptor KB di Kabupaten ........... untuk Metode Jangka Panjang (MJP) aktif cakupannya sebesar 14,69% dari seluruh akseptor, sedangkan target MJP sebesar 60% dari seluruh akseptor. Untuk Metode Non Metode Jangka Panjang (Non MJP) yang aktif 75,30%. Data tersebut menunjukkan masih rendahnya pencapaian akseptor MJP dibandingkan akseptor Non MJP dari total keseluruhan (Dinas Kesehatan Kabupaten ..........., 2006).
Pencapaian akseptor KB baru untuk seluruh metode di Kabupaten ........... masih menunjukkan angka yang sangat rendah yaitu sebesar 6,69% dari seluruh akseptor sebanyak 378.490 akseptor (Dinas Kesehatan Kabupaten ..........., 2006).
Pada tahun 2008 di Kabupaten ........... jumlah peserta KB baru sebesar 15,00% dan jumlah peserta KB aktif sebesar 67,69%. Pencapaian peserta KB baru di Kabupaten ........... pada tahun 2008 sebanyak 44.362, yang menggunakan jenis kontrasepsi Hormonal: Suntik sebanyak 25.416 (57,28%), Pil sebanyak 8768 (19,76%), Implan sebanyak 3309 (7,46%), dan Non Hormonal; AKDR sebanyak 3690 (8,32%), MOW sebanyak 956 (2,15%), MOP sebanyak 18 (0,04%), kondom sebanyak 2205 (4,98%) (Dinas Kesehatan Kabupaten ..........., 2008).
Tabel 1.1 Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten ........... Tahun 2008
No Kecamatan Non Hormonal Hormonal
PPM AKDR MOW MOP KDM JML % PPM IMPL STK PIL JML %
1 304 414 35 0 114 563 185,2 1496 110 1136 261 1507 100,7
2 220 96 15 1 40 152 69,0 1088 183 788 475 1446 132,9
3 432 121 38 0 43 202 46,7 2140 112 1760 491 2363 110,4
4 236 82 27 0 27 136 57,6 1160 141 1314 227 1682 145,0
5 244 160 37 2 166 365 149,5 1208 121 938 323 1382 114,4
6 163 59 42 1 20 122 74,8 791 170 728 82 980 123,8
7 296 114 71 1 51 237 80,0 1466 100 1299 327 1726 117,7
8 193 144 35 0 111 290 150,2 945 126 643 379 1148 121,4
9 256 168 62 0 46 276 107,8 1265 218 840 344 1402 110,8
10 266 274 46 1 164 485 182,3 1312 99 1183 478 1760 134,1
11 313 184 66 0 140 390 124,6 1553 139 1279 447 1865 120,0
12 265 180 39 0 241 460 173,5 1305 91 1110 493 1694 129,8
13 271 161 47 1 74 283 104,4 1329 71 1231 265 1570 118,1
14 208 139 19 1 60 219 105,2 1024 131 647 309 1087 106,1
15 228 149 49 9 55 262 114,9 1120 220 1018 512 1750 156,2
16 363 105 52 1 103 261 71,9 1795 230 2011 361 2602 144,9
17 297 139 28 0 97 264 88,8 1463 100 1179 541 1820 124,4
18 293 129 30 0 78 237 80,8 1443 105 1036 555 1696 117,5
19 150 123 15 0 76 214 142,6 730 106 549 240 895 122,6
20 215 133 63 0 89 285 132,5 1061 95 1010 342 1447 136,3
21 192 125 29 0 52 206 107,2 944 80 629 242 951 100,7
22 138 48 27 0 17 92 66,6 686 107 648 112 867 126,3
23 203 131 53 0 84 268 132,0 1003 111 705 292 1108 110,4
24 233 122 0 0 91 213 91,4 1147 106 677 155 938 81,7
25 104 67 10 0 98 175 168,2 504 134 351 245 730 144,8
26 207 123 21 0 68 212 102,4 1017 100 707 270 1077 105,9
Jumlah 6290 3690 956 18 2205 6869 109,2 30995 3309 25416 8768 37493 120,9
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten ........... (2008)
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 terdapat jumlah yang menggunakan AKDR di UPTD Puskesmas ........... pada tahun 2008 sebanyak 48 akseptor, jumlah ini merupakan terendah dibandingkan dengan puskesmas lainnya. Adapun jumlah pasangan usia subur dan pengguna kontrasepsi per desa di UPTD Puskesmas ........... tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Jumlah Pasangan Usia Subur dan Pencapaian Penggunaan Peserta KB di UPTD Puskesmas ........... Tahun 2010
No Desa Jumlah PUS Non Hormonal Hormonal JML CU Total %
AKDR MO P MOW Kondom JML Im plant Sun tik Pil JML
1 885 9 0 1 2 12 14 117 9 140 152 689 77,9
2 642 6 0 2 1 9 10 75 12 97 106 504 78,5
3 317 0 0 0 0 0 12 17 4 33 33 274 86,4
4 789 2 0 1 0 3 4 50 6 60 63 619 78,5
5 640 2 0 0 0 2 0 59 13 72 74 525 82,0
6 769 0 1 3 0 4 5 55 5 60 64 608 79,1
7 724 1 0 2 2 5 14 43 12 67 72 572 79,0
8 927 11 0 0 0 11 5 105 11 121 132 733 79,1
9 1128 9 0 1 5 15 8 117 8 133 148 892 79,1
Jumlah 6821 40 1 10 10 61 72 638 80 783 844 5419 79,4
Sumber : UPTD Puskesmas ........... (2010)
Sesuai dengan dengan teori Green dalam Notoatmojo (2007) bahwa perilaku kesehatan termasuk didalamnya penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposising (Pengetahuan, sikap, Pendidikan, ekonomi keluarga), faktor-faktor pendukung (ketersediaan alat kesehatan, sumber informasi) serta faktor pendorong (dukungan keluarga dan tokoh masyarakat).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KetidakmauanAkseptor KB Untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di UPTD Puskesmas ........... Tahun 2011”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan masalahnya adalah belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di UPTD Puskesmas ........... Tahun 2011. Sehingga yang menjadi pertanyaan peneliti adalah “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di UPTD Puskesmas ........... Tahun 2011?”.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmauan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Subjek pada penelitian ini seluruh akseptor KB di wilayah kerja UPTD Puskesmas ............ Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmauan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di wilayah kerja UPTD Puskesmas ............ Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-April 2011.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) Di UPTD Puskesmas ........... Tahun 2011.
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Diketahuinya gambaran penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berdasarkan umur, pengetahuan dan pendidikan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... tahun 2011.
2) Diketahuinya hubungan umur dengan Ketidakmauan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... tahun 2011.
3) Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan Ketidakmauan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... tahun 2011.
4) Diketahuinya hubungan pendidikan dengan Ketidakmauan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ........... Kecamatan ........... Kabupaten ........... tahun 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi di perpustakaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa lain yang akan melaksanakan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
1.5.2 Bagi Instansi
1) Sebagai masukan bagi peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan KB kepada masyarakat.
2) Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan, khususnya promosi tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi KB kepada masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas ............ 1.5.3 Bagi Peneliti
Mendapatkan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
1.5.4 Bagi Peneliti Lain
Dapat menjadi salah satu bahan referensi dalam melakukan penelitian, terutama penelitian mengenai KB dan alat kontrsepsi.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.184
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI