BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Departemen Kesehatan RI, 2004). Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia adalah kematian bayi dan balita yang masih tinggi.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKB masih berada pada kisaran 34/1.000 kelahiran hidup. Sementara AKB di Jawa Barat masih berada pada level yang cukup tinggi yaitu di atas 40 per 1.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2007). Sementara berdasarkan Susenas 2004 Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 74 per 1000 balita (http://www.badanpusatstatistik.co.id).
Anak Balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan. Kesehatan balita pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan secara medis dan pelayanan kesehatan saja. Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya (Supriasa, 2002). Upaya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita salah satunya adalah dengan Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
Balita adalah salah satu sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu. Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu mendapatkan perhatian (Supariasa, 2002).
Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, dimana balita yang sehat tiap bulan naik berat badannya karena garis pertumbuhan normal seorang balita yang dibuat pada KMS untuk mengetahui seorang anak tumbuh dengan normal atau menyimpang (Departemen Kesehatan, 2003). Dengan cara berkunjung secara teratur ke posyandu untuk ditimbang berat badannya.
Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan tersebut yang dalam hal ini spesifik kepada pemanfaatan pelayanan kesehatan posyandu. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu diperlukan intervensi dari pembina posyandu yaitu puskesmas untuk menjamin pelaksanaan penyuluhan pada ibu bayi dan ibu balita dapat tercapai sesuai dengan target (Werdiningsih, 2001).
Di Indonesia 153.681 bayi mati setiap tahunnya, itu berarti setiap harinya ada 421 bayi yang mati, itu sama dengan 2 orang bayi mati setiap menit. 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakangnya gizi. 27,3% balita Indonesia gizi kurang, 8% gizi buruk, 48,1% balita mengalami anemia gizi (Jhon th ire, 2006).
Angka kematian bayi tahun 2007 di Jawa Barat adalah sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Kematian adalah akhir kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis, semua makhluk hidup pada kahirnya mati baik itu secara langsung maupun tidak. Sedangkan untuk penyebab langsung kematian bayi adalah asfiksia, Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR), dan infeksi dan penyebab tidak langsung keamtian bayi adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten ............. tahun 2010 jumlah balita yang ditimbang sebesar 78.319 (79,33%) dari jumlah 98.725. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2007 dengan jumlah balita ditimbang sebanyak 76.409 (72,26%) dari 105.749 balita dan tahun 2008 dengan jumlah balita ditimbang sebanyak 71.851 (72,33%) dari 99.329 balita. Pencapaian penimbangan balita dan kenaikan berat badan masih belum mencapai target 80%.
Jumlah kunjungan paling besar terdapat di Puskesmas Bantarujeg sebesar 106,17% dan jumlah kunjungan belum mencapai target salah satunya adalah Puskesmas ............. yang menempati urutan ke tiga yaitu sebesar 36,89%. Jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas ............. pada tahun 2008 sebesar 4,860 balita dengan balita yang ditimbang sebesar 1,793 (36,89%), balita berat badan naik sebesar 394 (21,97%) dan balita gizi buruk sebesar 44 (2,45%). Persentase balita yang ditimbang dan balita berat badan naik di Kecamatan ............. adalah terendah dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten ............. sedangkan persentase gizi buruk terbesar jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten ............. (Dinas Kesehatan ............., 2008).
Jumlah kunjungan ibu dan balita ke posyandu di Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2010 per desanya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Ibu ke Posyandu per Desa Di Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2010
No Nama Desa Jumlah Balita Jumlah Kunjungan % Kunjungan
1 928 347 37,4
2 750 171 22,8
3 997 183 18,3
4 798 256 32,1
5 1291 502 38,8
6 535 362 56,4
7 898 120 13,3
8 847 331 39,1
9 917 490 53,4
10 2529 520 20,6
11 1531 432 28,2
12 1423 436 30,6
13 851 575 67,5
JUMLAH 14.295 4.665
Sumber: Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2010
Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke posyandu adalah minat ibu. Minat ibu datang ke posyandu untuk memeriksakan bayinya sangat dipengaruhi oleh keadaan ibu seperti pengetahuan dan pendidikan ibu. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, anak memerlukan system pendukung yang terpenting yaitu ibu. Dengan demikian pemahaman dan kesadaran ibu-ibu untuk memanfaatkan posyandu sangatlah penting (Wahono, 2010). Disamping pemahaman dan kesadaran ibu akan pentingnya fungsi dan peran posyandu juga minat ibu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu dan faktor usia ibu (Zulkifli, 2003). Faktor lain yang berpengaruh terhadap minat ibu adalah faktor pengetahuan ibu (Mulyanawati, 2008), dan jumlah paritas (Tracy dan Mamdy, 2008).
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu terhadap Kunjungan ke Posyandu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011”.
1.2 Rumusan Masalah
Kunjungan balita di wilayah kerja Puskesmas ............. pada tahun 2010 terdapat jumlah kunjungan tertinggi yaitu Desa Banjaran sebesar 67,5% dan yang terendah Desa ........ yaitu sebesar 13,3%. Dengan demikian kunjungan ibu ke Posyandu di Desa ........ masih belum mencapai target (80%). Sehingga yang menjadi pertanyaan peneliti ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cakupan kunjungan balita di Posyandu Desa ........ Wilayah Kerja Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.3 Ruang Lingkup Penetitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat ibu terhadap kunjungan ke Posyandu. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas (pengetahuan, pendidikan, umur, dan paritas) dan variabel terikat (minat ibu terhadap kunjungan ke posyandu). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas ............. Desa ........ dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2011. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi minat ibu terhadap kunjungan ke Posyandu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diketahuinya gambaran kunjungan ke posyandu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.2 Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.3 Diketahuinya gambaran pendidikan ibu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.4 Diketahuinya gambaran umur ibu di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.5 Diketahuinya gambaran paritas di Desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan minat ibu terhadap kunjungan ke posyandu di desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.7 Diketahuinya hubungan antara pendidikan dengan minat ibu terhadap kunjungan ke posyandu di desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.8 Diketahuinya hubungan antara umur dengan minat ibu terhadap kunjungan ke posyandu di desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.9 Diketahuinya hubungan antara paritas dengan minat ibu terhadap kunjungan ke posyandu di desa ........ Puskesmas ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawasan dan informasi bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke posyandu agar dapat memantau kesehatan masyarakatnya terutama bagi ibu dan bayinya.
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan juga dapat memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu dan juga dapat menjadi bahan kajian dalam kegiatan proses pembelajaran sehingga mahasiswa mempunyai bekal mengenai upaya peningkatan jumlah kunjungan masyarakat ke posyandu.
1.5.3 Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan informasi secara objektif tentang analisa kunjungan ke posyandu, sehingga menjadi pedoman dalam meningkatkan kualitas posyandu serta meningkatkan pemanfaatan posyandu oleh masyarakat yang di dukung oleh kualitas tenaga kesehatan.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.186
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI