BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman globalisasi membuat nilai-nilai yang ada dalam mayarakat menjadi semakin berkurang. Pergaulan menjadi semakin bebas sehingga melanggar batas-batas nilai moral dan agama. Hubungan seks yang seharusnya hanya boleh dilakukan dalam ikatan perkawinan sudah dianggap wajar dalam status berpacaran. Pergaulan remaja membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat karena tidak jarang mereka sering terjerumus dalam perbuatan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan dan akibatnya adalah kehamilan pada remaja (Mardiana, 2002).
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan remaja makin meningkat dan menjadi masalah, makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja, dan pada akhirnya mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah dan memberikan dampak pada terjadinya penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar perkawinan (Manuaba, 2001).
Pada masa remaja telah terjadi revolusi dalam hubungan seksual menuju ke arah liberalisasi tanpa batas. Masa remaja merupakan masa transisisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa ini terjadi berbagai perubahan dan perkembangan yang cepat, baik fisik, mental, maupun psikososial. Badan kesehatan dunia WHO dalam Sarwono (2002) membedakan dua kelompok usia kaum muda yaitu 10-19 tahun sebagai adolescence, dan 15-24 tahun sebagai youth. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (pengetahuan, sikap, kepribadian) maupun faktor eksternal remaja (lingkungan dimana ia berada).
Survey yang dilakukan pada beberapa negara maju menunjukkan bahwa Amerika Serikat mempunyai angka kehamilan remaja (usia 15 – 19 tahun) sebesar 95/1000, Perancis 44/1000 dengan aborsi 27/1000, Swedia 35/1000 dengan aborsi 15/1000, dan negeri Belanda 15/1000 dengan aborsi 10/1000. Angka yang relatif tinggi tersebut disebabkan karena tingkah laku seksual dilakukan dalam masyarakat dengan bebas (William, 2007).
Penelitian di negara berkembang melaporkan bahwa 20% sampai 60% kehamilan dan persalinan di bawah usia 20 tahun adalah kehamilan dini dan tidak diinginkan. Pernyataan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan bahwa 6 dari 10 wanita yang belum menikah sudah tidak virgin kenyataan ini diperburuk lagi dengan temuan BKKBN bahwa diperkirakan sebesar 750.000 sampai 1.000.000 aborsi ilegal di Indonesia pertahun (Supriatiningsih, 2003).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007, jumlah remaja di Indonesia mencapai 30% dari jumlah penduduk yaitu sekitar 1,2 juta jiwa. Mereka adalah calon generasi penerus bangsa dan akan menjadi orang tua bagi generasi berikutnya. Tentunya dapat dibayangkan betapa besar pengaruh segala tindakan yang mereka lakukan saat ini kelak dikemudian hari tatkala menjadi dewasa dan lebih jauh lagi bagi bangsa di masa depan.
Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2002-2003 pada remaja wanita dan laki-laki belum menikah usia 15-24 tahun bahwa 91,6% tidak mempunyai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sekitar 33% – 66% dari kelahiran di kalangan remaja tidak direncanakan. Adapun kasus aborsi di Provinsi Jawa Barat dari 400 ribu kasus aborsi setiap kasus separuhnya ditengarai dilakukan oleh remaja (www.bkkbn.go.id).
Survey yang dilakukan oleh Moelinono tahun 2005 pada remaja dari 4 kota di Bandung, Jakarta, Medan, dan Surabaya, menunjukan remaja melakukan hubungan seks pertamakalinya di rumah. Jika 72 % remaja pria merasa senang setelah melakukan hubungan seks, 47% remaja wanita merasa menyesal. Penelitian ini dilakukan terhadap 474 remaja berusia 15-24 tahun dengan persentasi 50 % aktif secara seksual dan 50 % lagi belum pernah melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan data dari BKKBN Kabupaten ............. tahun 2003 dari 347 remaja, 51% wanita dan 49% laki-laki mengaku 88% mempunyai kekasih dan 12% tidak. Dari jumlah tersebut mereka yang pernah melakukan hubungan seks 65% dengan pacar, 21% lain-lain, 9% sendiri, dan 6% dengan wanita pekerja seks (BKKBN Kabupaten ............., 2003).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten ............. (2008) angka kejadian Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) di Kabupaten ............. sebesar tiga kasus dan angka ini terdapat di Kecamatan ..............
Menurut data hasil rekapitulasi Kecamatan ............. 2009/2011 jumlah penduduk di Kecamatan ............. sebesar 42.580 terdiri dari 21.127 (49,61%) laki-laki dan 21.453 (50,38%) perempuan. Dari seluruh desa yaitu ada 13 desa di Kecamatan ............. jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa ............. sebesar 4.890 (11,48%) orang.
Tabel 1.1 Data Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa ............. Kecamatan ............. Tahun 2009/2011
NO BLOK / DUSUN Usia
(10-14) Usia
(15-19) Jumlah
1 122 124 246
2 114 114 228
3 94 107 201
4 81 65 146
Jumlah 411 410
Sumber : Profil Desa ............. Kecamatan ............. Tahun 2009/2011
Berdasarkan rekapitulasi data penduduk tersebut berdasarkan kelompok umur di Desa Pabalabuan Kecamatan ............. tahun 2009/2011 terdapat jumlah remaja usia 10-14 tahun sebesar 411 (50,06%) orang dan usia 15-19 tahun sebesar 410 (49,93%) orang. Dengan demikian jumlah remaja di Desa ............. Kecamatan ............. sebanyak 821 remaja.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di wilayah kerja Kecamatan ............. Kabupaten ............. tahun 2009 dengan melakukan uji coba terhadap 10 remaja dengan batasan usia 10-19 tahun sebagai responden melalui wawancara langsung, terdapat 3 (30%) responden mengetahui tentang pengetahuan seks bebas dan 7 (70%) responden tidak mengetahui tentang pengetahuan seks bebas.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011”
1.2 Perumusan Masalah
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja putri terhadap seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011. Sehingga perumusan masalahnya adalah “Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011?”
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Adanya keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan penulis maka tidak semua faktor pengetahuan diteliti, dalam penelitian ini yang diambil sebagai faktor pengetahuan yaitu umur, pendidikan dan informasi. Faktor umur, pendidikan dan informasi sebagai variabel terikat atau independen dan pengetahuan tentang seks bebas sebagai variabel bebas atau dependen, yang kemudian dicari hubungan antara kedua variabel tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diketahui gambaran tingkat pengetahuan remaja di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.2 Diketahui gambaran umur remaja di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.3 Diketahui gambaran pendidikan remaja di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.4 Diketahui gambaran informasi remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.5 Diketahui hubungan umur remaja dengan pengetahuan remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.6 Diketahui hubungan pendidikan remaja dengan pengetahuan remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.4.2.7 Diketahui hubungan informasi dengan pengetahuan remaja tentang seks bebas di Desa ............. Kecamatan ............. Kabupaten ............. Tahun 2011.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan penelitian yang berkaitan dengan remaja dan seks bebas, juga sebagai referensi bagi mahasiswa kebidanan guna mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan seks bebas.
1.5.2 Bagi Masyarakat dan Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi orang tua agar dapat meningkatkan pengawasan kepada anak dalam pergaulannya juga dapat memberikan pendidikan pada anak tentang seks bebas dan bahaya yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.
1.5.3 Bagi Puskesmas dan Kecamatan
Diharapkan dapat dijadikan masukan agar dapat meningkatkan upaya pendidikan kesehatan terhadap masyarakat khususya pada remaja mengenai tentang seks bebas dan bahaya yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.
1.5.4 Bagi Peneliti
Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi seks bebas pada remaja juga sebagai dasar kajian bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan metoda yang berbeda sehingga penelitian mengenai seks bebas lebih akuntabel dan akurat.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.177
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI