BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Gubernur Jawa Barat, UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) mengamanatkan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pelayanan sosial kepada lansia. Adanya hal tersebut, atensi pemerintah terhadap para lansia sudah ada yaitu berupa jaminan layanan sosial, tetapi masih perlu ditingkatkan secara kualitas maupun kuantitas, mengingat secara faktual jumlah penduduk berusia lanjut secara nasional mengindikasikan meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun (M. Rifai, 2007).
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2000 sebesar 7,18 % penduduk Indonesia adalah lansia atau sekitar 14,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2006 penduduk lanjut usia telah mencapai 8,9% atau sekitar 19 juta jiwa. Dalam waktu yang sama di Jawa Barat terdapat sekitar 7,2% atau sekitar 2,9 juta jiwa kaum lansia (M. Rifai, 2007).
Berdasarkan data BPS, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Kemudian naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015.
Menurut Kandun, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes RI bahwa meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia akan semakin meningkatkan resiko penduduk terkena penyakit lansia salah satunya osteoporosis (Kompas, 2007: 1).
Peningkatan usia lanjut akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, baik fisik, mental, psikososial dan ekonomi, sehingga menjadi tantangan bagi kita untuk mempertahankan dan kemandirian usia lanjut sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya.
Di kota ............ jumlah lansia pada tahun 2006 yaitu 19.873 jiwa, dengan klasifikasi jumlah usia lanjut pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, yaitu 9.578 jiwa adalah perempuan sedangkan 9.395 jiwa adalah laki-laki (Dinas Kesehatan Kota ............, 2006).
Menurut data di Puskesmas Kecamatan ........... terdapat jumlah perempuan usia lanjut sebanyak 740 jiwa, yang berumur 45 – 49 sebanyak 447, yang berumur 60 – 69 sebanyak 186 dan yang berumur di atas 70 tahun sebanyak 107.
Di kecamatan ........... terdapat 10 kecamatan, ............ mempunyai jumlah perempuan usila sebanyak 243 jiwa menempati urutan kedua setelah kelurahan Cibeuti, dengan perincian usia 45 – 59 tahun sebanyak 118 jiwa yang berumur 60 - 69 tahun sebanyak 92 jiwa. Sedangkan yang berumur di atas 70 tahun sebanyak 33 jiwa (Puskesmas Kecamatan ..........., 2006).
Dari hasil penelitian para ahli sekitar 80% penderita penyakit Osteoporosis adalah wanita jika dibandingkan dengan pria adalah 6 : 1. Hal ini terjadi karena wanita mengalami hilangnya masa tulang puncak lebih rendah dibandingkan pria. Selain itu, fitrahnya wanita adalah hamil dan menyusui yang sangat menguras persediaan bahan-bahan tulang yang cepat pada tahun-tahun pertama menopause. Pada masa menopause dan post menopause, produksi hormon estrogen menurun, mengakibatkan kehilangan bahan-bahan tulang sehingga terjadi osteoporosis.
Demikian juga 20 tahun sesudah menopause angka kejadian osteoporosis meningkat menjadi 70% dan pada usia 60 tahun sepertiganya mengalami patah tulang. Biasanya sesudah menopause setiap pertambahan umur 10 tahun resiko osteoporosis akan bertambah 15%.
Keberadaan osteoporosis sering tidak disadari dan ditemukan secara kebetulan, penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas, seringkali osteoporosis diketahui sesudah parah, karena itu osteoporosis sering disebut silent killer disease (Hadi, 2005: 1).
Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul ”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Timbulnya Gejala Osteoporosis pada Ibu Menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ Tahun 2011”
1.2 Rumusan Masalah
Faktor-faktor pemicu terjadinya osteoporosis pada ibu menopause diantaranya meliputi jenis tubuh, nutrisi, dan aktivitas olah raga, sehingga rumusan masalahnya sebagai berikut: ”Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ Tahun 2011”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya gambaran gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran status gizi pada ibu menopause di Kelurahan Karangayar Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011
1.3.2.3 Diketahuinya gambaran nutrisi pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2.4 Diketahuinya gambaran aktivitas olahraga pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2.5 Diketahuinya hubungan antara jenis tubuh dengan timbulnya gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2.6 Diketahuinya hubungan antara nutrisi dengan timbulnya gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.3.2.7 Diketahuinya hubungan antara aktivitas olah raga dengan timbulnya gejala osteoporosis pada ibu menopause di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi seputar variabel independen (jenis tubuh, nutrisi, aktivitas olah raga) dan variabel dependen (gejala osteoporosis pada ibu menopause) di Kelurahan ............ Kecamatan ........... Kota ............ tahun 2011.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Masyarakat
1.5.1.1 Dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor pemicu timbulnya gejala osteoporosis serta bahan masukan bagi ibu-ibu baik di dalam maupun diluar Kelurahan ............ untuk menjaga kesehatan tulang sebelum memasuki masa menopause.
1.5.2 Bagi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan bisa menambah dokumentasi pada perpustakaan Program Studi Kebidanan YPIB Majalengka, dan dapat dikembangkan lebih luas lagi dalam penelitian selanjutnya.
1.5.3 Bagi Penulis
Bermanfaat dalam menambah pengetahuan tentang gejala osteoporosis pada ibu menopause juga dapat menuangkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.183
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI