ABSTRAK
Di Indonesia setiap 1 jam terdapat dua orang ibu meninggal, menteri kesehatan Siti Fadilah Supara pada sebuah kesempatan menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2006 mencapai 291 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. (Maryunani, 2009) Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama disebabkan perdarahan postpartum 67% dan 70% faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu faktor penolong persalinan, dan faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan tidak dirawat sehingga disebabkan infeksi pada saat post postpartum. Berdasarkan masalah yang ditemukan saat ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawatan postpartum berdasarkan umur, pendidikan, dan paritas. Penelitian ini dilakukan di RB ........... tahun 2011 yang dilaksanakan pada bulan Februari s/d selesai penelitian ini berjenis deskriptif yaitu menggambarkan suatu masalah secara objektif dimana data yang dikumpulkan dengan memberikan kuesioner pada responden dimana jumlah populasi dalam penelitian ini 30 responden dan peneliti mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel yaitu sebanyak 30 responden. Adapun hasil penelitian ini adalah didapati responden yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden (33,3%) berpengetahuan cukup 18 responden (60%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,7%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur pendidikan dan paritas mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan postpartum. Dengan demikian diharapkan dengan tingginya pengetahuan ibu tentang perawatan postpartum dapat meningkatkan derajat kesehatan khususnya ibu.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Nifas, Perawatan Postpartum
Referensi : 13 referensi (2002 – 2011).
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menghadapi jangka panjang tahap II terdapat dua isu nasional yaitu tingginya angka kematian ibu prenatal dan peningkatan sumber daya manusia dalam peran bidan tindakan khusus dalam penurunan angka kematian ibu dan kesehatan pada ibu terutama pada daerah pedesaan. Asuhan dan nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa keritis dan ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Ambarwati. 2009).
Di Indonesia dalam setiap 1 jam dua orang ibu meninggal. Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supara pada sebuah kesempatan menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2006 mencapai 291 jiwa per 100.000 kelahiran hidup (Mariyunani, 2009).
Pada tahun 2002 – 2003, AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI, kemudian menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Hasil ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. (Sudaryanto, 2009).
Sementara itu target penurunan AKI secara nasional dalam recana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 125 jiwa per 100.000 kelahiran hidup.dalam sebuah majalah kesehatan ibu kota Mei 2007 diungkapkan bahwa di dunia terjadi kematian seorang ibu setiap menit. (Mariyunani, 2009).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, ekmpsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama disebabkan postpartum sekitar 67% dan 70% kematian karena trias preeklamsi, perdarahan, dan infeksi dapat dihindari. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor penolong persalinan, dan faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan tidak dirawat sehingga menyebabkan infeksi pada saat postpartum merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kematian ibu, deteksi dini terhadap infeksi selama persalinan postpartum yang bersih dan perawatan semasa postpartum yang besar dapat mengulangi masalah ini. (http://kb1.gemari:u.id/beritadetal-pnp?id-1610).
Perawatan pasca persalinan yaitu mobilisasi karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. (usu.2009.http://www.nokita,com)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum di Rumah Bersalin tahun 2011.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum di Rumah Bersalin Tahun 2011
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan pendidikan.
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan paritas.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Bersalin Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan di RB tentang perawatan postparum bagi ibu bersalin.
2. Bagi Responden
Sebagai masukan dan menambah pengetahuan bagi ibu nifas tentang pentingnya perawatan Postpartum sehingga tidak terjadi kelainan dan infeksi dalam masa nifas.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan Postpartum.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Harapan Mama Kab. Deli Serdang.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.10
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI